Panggilin – Walaupun banyak dipercaya oleh orang lama bahwa hustle culture dapat membuat karirmu menjadi lebih baik, namun ada banyak kelemahan dari budaya kerja semacam ini dalam hidupmu.
‘Hard work pays off’, mungkin banyak orang tidak asing dengan kalimat ini, bahwa kerja keras akan terbayarkan oleh hasil yang setimpal. Hal tersebut memang banyak kita jumpai dalam perjalanan karir kita mulai dari sekolah hingga saat bekerja. Kerja keras memang merupakan hal yang baik namun, dalam batas tertentu kerja keras ini justru akan membuat keseimbangan kehidupan asli dan bekerjamu menjadi rusak.
Baca Juga: Kenalan Sama Data Analyst, Profesi yang Sedang Naik Daun!
Kenapa Hustle Culture Itu Buruk?
Hustle culture adalah budaya dimana kamu meletakkan pekerjaan diatas kehidupan pribadi. Sistem kerja ini membuat kamu merasa pekerjaan adalah segalanya sehingga hampir tidak memiliki kehidupan untuk diri sendiri. Hal inilah yang akan berbahaya dan menyebabkan banyak hal buruk untukmu.
Perlu kamu ingat bahwa, kerja keras tidak sama dengan kerja berlebihan, keduanya adalah hal yang jelas berbeda namun sering dianggap sama. Bekerja keras itu baik untuk memotivasi kita agar bisa mencapai target yang telah ditentukan dan itu baik untuk diri kita dan kehidupan sosial di tempat bekerja.
Yuk Mulai Cari Pendapatan Tambahan dengan Freelance di Panggilin!
Namun, terlalu banyak bekerja hingga terlalu berlebihan pada akhirnya akan mempengaruhi semua aspek kehidupanmu, bahkan merugikan kesehatan mental dan fisik. Bahkan disaat dirugikan secara sosial, emosional bahkan spiritual, kamu tetap harus meletakkan pekerjaan di tempat paling pertama dalam hidup. Hal inilah yang harusnya kamu segera kenali tandanya kemudian dihindari.
Berikut adalah beberapa kelemahan hustle culture atau bekerja secara berlebihan yang wajib kamu tahu agar tidak terjebak di dalamnya, di antaranya adalah:
Baca Juga: Ingin Lebih Dikenal? Ini 3 Cara untuk Meningkatkan Brand Awareness!
Kelemahan #1: Mengganggu Kesehatan Fisik dan Mentalmu
Budaya kerja yang penuh tekanan akan membuatmu merasa semakin stress dan membuat tubuh terus-terusan melepaskan hormon kortisol jumlah yang lebih tinggi dan untuk periode waktu yang lebih lama. Umumnya, saat tubuh melepaskan hormon kortisol inilah tanda kamu harus segera mengistirahatkan diri.
Tetapi, hustle culture jarang memberikanmu waktu untuk sekedar beristirahat dari pekerjaan yang ada. Sehingga, rasa kelelahan berlarut-larut yang tidak bisa dihindari inilah yang akan membuat tubuhmu menjadi burnout dan stress.
Stres yang terus menerus ini dapat membahayakan kesehatan mental dan fisikmu. Pasalnya, adanya fenomena peningkatan kadar kortisol yang berkepanjangan ini seringkali dikaitkan dengan berbagai efek yang merugikan seperti munculnya rasa cemas, depresi hingga penyakit mental lainnya yang justru akan mengganggu pekerjaanmu.
Yuk Mulai Cari Pendapatan Tambahan dengan Freelance di Panggilin!
Dengan adanya pandemi COVID-19 harusnya perusahaan menjadikan kesehatan mental sebagai faktor nomor satu dalam kesejahteraan pekerja secara keseluruhan. Kesehatan mental berada di garis terdepan untuk membuat pekerja tetap bisa berkarya dan produktif dalam melakukan pekerjaannya. Karena itulah, hustle culture tidak akan membantu baik dari segi perusahaan ataupun pekerja menjadi lebih sejahtera.
Kelemahan Hustle Culture #2: Menurunkan Tingkat Produktivitas dalam Bekerja
Stres yang berkepanjangan adalah salah satu kelemahan paling utama dari adanya budaya kerja berlebihan seperti hustle culture ini. Dimana menurut penelitian, stress yang berkepanjangan justru akan menyebabkan penurunan produktivitas dalam bekerja.
Dalam rangka menghasilkan pekerjaan yang berkualitas dan mencapai target yang diinginkan oleh perusahaan, setiap pekerja haruslah merasa termotivasi sebelumnya. Pasalnya, ada hubungan positif antara kesejahteraan dan termotivasi dengan tingkat produktivitas dalam bekerja. Jika para pekerja tidak merasa stres tenang dan kurang stres karena memiliiki istirahat yang cukup, biasanya produktivitasnya akan lebih meningkat.
Baca Juga: 3 Alasan Kenapa Menjadi Perfeksionis Bukanlah Hal yang Baik
Jadi, dengan menempatkan pekerja di keadaan stres yang konstan dalam hustle culture sebenarnya secara langsung akan mengganggu produktivitas mereka secara keseluruhan.
Itulah kelemahan dari hustle culture yang harus kamu coba untuk hindari agar kehidupan pribadi dan pekerjaanmu menjadi lebih seimbang. Nah, jika Anda ingin mendapatkan penghasilan tambahan tanpa perlu masuk ke dalam lingkaran hustle culture maka menjadi freelance dengan pilihan pekerjaan yang Anda kuasai, maka bergabung di aplikasi Panggilin adalah solusinya.
Di aplikasi ini tersedia banyak orang-orang yang memerlukan keahlian Anda untuk membantu menyelesaikan pekerjaan atau proyek yang sedang mereka jalankan. Nantinya Anda akan mendapatkan gaji dan komisi atas pekerjaan yang telah kalian lakukan.
Tunggu apalagi? Yuk segera perbaharui aplikasi Panggilin Anda atau segera unduh di playstore jika belum memilikinya.